Published : 10/19/2025
Quiet firing itu bukan PHK terang-terangan. Ini lebih kayak modus halus perusahaan buat “mengusir” karyawan tanpa harus bilang langsung. Jadi, kamu nggak dipecat, tapi dibuat nggak nyaman sampai akhirnya kamu sendiri yang bilang, “Udah deh, gue resign aja.”
Strategi ini biasanya dilakukan biar perusahaan nggak perlu bayar pesangon atau ribet urusan hukum. Citra perusahaan juga aman, nggak ada drama di TikTok soal “dipecat secara tidak adil.”
Tanda-Tanda Kamu Lagi Di-Quiet Firing
Kalau kamu ngerasa kerjaan makin aneh, coba cek tanda-tanda ini:
- Tiba-tiba nggak diajak proyek penting: Dulu kamu pegang proyek gede, sekarang cuma disuruh fotokopi atau ngisi air galon.
- Nggak ada feedback atau pelatihan: Kamu kerja keras, tapi nggak pernah dapet apresiasi atau kesempatan naik level.
- Beban kerja absurd: Bisa jadi kamu dikasih kerjaan segunung, atau malah dikasih kerjaan receh yang bikin kamu ngerasa nggak berguna.
Kenapa Perusahaan Melakukan Quiet Firing?
Simple. Karena lebih murah dan aman. Nggak perlu bayar pesangon, nggak ribet urusan hukum, dan nggak bikin reputasi perusahaan tercoreng. Semua terlihat “baik-baik saja,” padahal kamu udah nangis di pojokan pantry.
Dampaknya Buat Karyawan?
Jangan anggap enteng. Quiet firing bisa bikin:
- Stres dan mental terganggu: Kamu jadi overthinking, ngerasa nggak dihargai, dan mulai mempertanyakan hidup.
- Motivasi kerja hilang: Bangun pagi rasanya berat, kerja pun jadi asal-asalan.
- Rasa nggak dihargai: Kamu ngerasa invisible, padahal dulu kamu bintang tim.
Quiet Firing Bukan Berarti Kamu Lemah
Kalau kamu ngerasa nggak nyaman, itu bukan karena kamu lemah. Justru kamu sadar bahwa lingkungan itu udah nggak sehat buat kamu. Kadang, pergi itu bukan berarti kalah. Tapi bentuk self-love. Jadi, jangan takut buat bilang “bye” kalau tempat kerja udah nggak bisa bikin kamu berkembang